Breaking News

Kisah Kapolres Soppeng Saat Terjadi Gempa dan tsunami Aceh

Korban Tzunami Aceh yang Selamat 

ZONA BUSER | SOPPENG-Tahun 2004:Tanggal 26 Desember Telah terjadi Gempa dan tsunami Aceh pada Minggu, Kala itu gempa dangkal berkekuatan 9,3 SR terjadi di dasar Samudera Hindia sekitar pukul 07.59 WIB.


Tak menunggu lama, pesisir Aceh disapu gelombang tsunami yang dahsyat dengan ketinggian 30 meter dan kecepatan mencapai 100 meter per detik atau 360 kilometer per jam. Dan Minggu itu menjadi sejarah kelam bagi Bangsa Indonesia.


Kejadian tersebut di ingatkan kembali oleh AKBP  Yusuf Usman SH SIK MT di hadapan para insan pers IWO , Minggu 05/23



Dalam hal kisah ini , bapak dari tiga anak hasil perkawinannya dengan Ny Denny Yusuf, merupakan satu dari beberapa polisi yang menjadi korban selamat dari tragedi yang terjadi tanggal 26 Desember tahun 2004.. Betapa tidak, Kapolres Soppeng ini dikenal humanis serta berhati mulia itu, terbawa arus sepanjang kurang lebih 3 kilometer dari posisi awal. Perwira jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) Tahun 2003, baru lulus dan berpangkat Ipda.


Kala itu, putra kelahiran Makassar tanggal 6 April 1980, baru lulus langsung ditugaskan di Polda Sumatera Barat (Sumbar).



Waktu itu terjadi tzunami Aceh Kapolres Soppeng selaku Komandan Pleton BKO Operasi Tegak Meunasah NAD ke Aceh ditempatkan di Polresta Banda Aceh dan di ploting di 3 titik yaitu Polsek Peukan Bada, Polsek Krueng Raya dan Polsek Banda Raya. Masing-masing polsek terdiri dari 20 Personil Bawah Kendali Operasi (BKO)


Kapolres Soppeng terbawa arus  hingga terdampar disebuah tempat , kapolres mengaku dibenak hanya seorang ibu saya ingat dan tentunya besar campur tangan Allah SWT.


Kapolres Soppeng dalam tuturnya:


"Coba bayangkan, 40 orang anggota yang terbawa arus hanya 16 orang yang ditemukan, yang lain sampai saat ini belum ditemukan," kenangnya.


"Yang satu polsek tujuh orang bersama saya, tidak ada satupun yang selamat kecuali saya. Demi Allah yang saya ingat saat itu, orang tua saya. Karena saya berpikir, saya tidak pernah lagi ketemu saya orangtua saya terutama ibu saya lagi. Saya baru lulus polisi, gaji saya belum diterima, saya belum bahagiakan orangtua saya," ucap Kapolres di hadapan para awak media organisasi IWO


Saya mengingat sang ibu yang melahirkan dan membesarkannya hingga berusia 17 tahun kemudian setelah itu dia ke luar kota untuk sekolah.


Saya takut ketika saya tidak akan kembali lagi, saya merasa berdosa karena belum sempat membahagiakan kedua orang tua


Hingga akhirnya saya terdampar disebuah bukit yang ada di Aceh. "Pelajaran yang bisa kita ambil dari pengalaman ini, sekuat apapun manusia mengumpulkan harta, apapun yang dikumpulkan, seberapa lama pun harta dikumpulkan, dia akan habis dalam waktu yang tidak pernah kita duga, mungkin tiga menit, mungkin satu menit, atau mungkin lima menit habis dan itu saya lihat habis, jadi kalau ada yang bilang manusia itu hebat, oh tidak ada yang hebat. Yang hebat itu adalah Dia yang menciptakan manusia, Zat yang menciptakan manusia," kata Kapolres Soppeng.**)



© Copyright 2022 - ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI