Seorang pemerhati komunikasi menyampaikan peringatan keras agar pemerintah lebih menghargai peran media dalam proses transparansi publik.
"Pemerintah tidak boleh mengabaikan media. Begitu media disisihkan, maka ruang informasi publik akan gelap dan kepercayaan masyarakat langsung jatuh," tegasnya.
Tokoh masyarakat juga ikut angkat suara. Ia menilai bahwa pemerintah yang menutup akses informasi kepada media sama saja mengabaikan kepentingan rakyat.
"Jika pemerintah menutup pintu bagi media, itu sama saja menutup diri dari rakyat. Media adalah pengawas sekaligus penyampai suara publik," ujarnya.
Sementara itu, aktivis transparansi menyebut bahwa mengabaikan media hanya akan menimbulkan banyak masalah baru.
"Mengabaikan media adalah kesalahan fatal. Tanpa publikasi resmi, isu liar berkembang dan pemerintah sendiri yang akan dirugikan," katanya.
Para akademisi juga menyoroti pentingnya kemitraan yang sehat antara pemerintah dan media. Menurut mereka, prinsip keterbukaan tidak akan berjalan tanpa peran pers.
"Pemerintah yang tidak menghargai media berarti tidak memahami prinsip transparansi. Tanpa pers, tidak ada kontrol, tidak ada kejelasan, dan tidak ada kepercayaan," tutur salah satu akademisi.
Berbagai pihak berharap pemerintah daerah maupun instansi terkait dapat membuka ruang komunikasi seluas-luasnya, serta memberikan akses informasi yang layak kepada insan pers. Kerja sama yang baik antara pemerintah dan media diyakini akan memperkuat transparansi, mempercepat penyampaian informasi, dan meningkatkan kepercayaan publik.
FOLLOW THE ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram