Ketua Forum Pemerhati Pengembangan Daerah (FP2D) Kabupaten Soppeng, Nasir, menilai bahwa sebagian kritik yang berkembang tidak berdiri di atas data, melainkan lebih bernuansa emosional.
“Beberapa poin yang diangkat, seperti isu ketidakompakan Forkopimda dan janji politik yang belum terwujud, memang layak menjadi perhatian publik. Namun kita juga harus melihat gambaran lebih luas dan mewaspadai adanya motivasi tersembunyi di balik kritik yang terstruktur,” ujar Nasir, Kamis (6/11/2025).
Menganalisis Dugaan Sentimen dan Isu Media
Nasir menyoroti adanya narasi yang menggiring opini publik terkait hubungan pendukung Bupati dan tudingan diskriminasi media.
“Sering kali kelompok yang merasa kurang terakomodasi atau kecewa menyalurkan kekecewaannya dalam bentuk ‘kritik publik’. Ini sah-sah saja, tapi jangan sampai menjadi serangan personal,” tegasnya.
Ia juga meminta agar Dinas Komunikasi dan Informatika (Infokom) diberi ruang untuk menjelaskan kebijakan kemitraan dengan media, terutama di tengah kondisi efisiensi anggaran.
“Jangan langsung menuduh tidak berfungsi, tanpa memahami konteks kebijakan,” imbuhnya.
Soal Dugaan Ketegangan Forkopimda dan DPRD
Menanggapi isu ketidakhadiran Bupati dalam beberapa agenda Forkopimda, Nasir menegaskan bahwa hal tersebut tidak dapat dijadikan ukuran adanya keretakan institusional.
“Fakta di lapangan menunjukkan Bupati Soppeng tetap hadir di berbagai agenda penting seperti pengamanan tahun baru dan kegiatan strategis lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, dinamika antara pemerintah dan DPRD adalah bagian dari sistem check and balance yang sehat.
“Justru kalau terlalu harmonis, bisa muncul pertanyaan tentang independensi legislatif,” kata Nasir.
Pilah Kritik Berdasarkan Data
FP2D mengingatkan publik untuk memilah kritik yang berdasar data dan fakta dari kritik yang sarat emosi dan kepentingan sesaat.
“Pernyataan yang menuding Bupati ‘hanya mau menang sendiri’ atau menurunnya disiplin SKPD lebih mencerminkan pergeseran dari substansi ke personalitas. Bisa jadi itu ‘nyanyian’ dari pihak yang tidak puas dengan kebijakan rotasi jabatan,” ujar Nasir.
Soal Bantuan Alsintan dan Motif Kritik
Nasir juga menanggapi isu bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang sempat disorot publik.
Menanggapi isu bantuan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan), Nasir menyatakan masyarakat Soppeng cukup paham bahwa proses Alsintan berawal dari provinsi dan melibatkan fungsi pengawasan DPRD, sehingga ia mempertanyakan motif jika isu tersebut "diputar balikkan" dan menduga adanya "pesanan" di balik kritik tersebut.
Saya tutup dengan satu pribahasa, "Lebih baik satu aksi nyata daripada seribu kata-kata", menghasilkan karya nyata untuk warga Soppeng, dari pada retorika tanpa bukti,"

FOLLOW THE ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram