Dalam unggahan yang beredar, terlihat menu bertuliskan “Menu Jelata” sebagai bagian dari kategori makanan. Tak sedikit warganet menganggap istilah itu terkesan menyinggung karena menggambarkan kesan kelas sosial dalam daftar makanan.
“Bahasanya kurang etis. Kalau maksudnya menu murah, cukup tulis menu hemat atau paket ekonomis,” tulis salah satu pengguna media sosial di kolom komentar.
Pakar komunikasi publik juga menilai, penggunaan istilah yang berpotensi menyinggung perlu dihindari dalam promosi kuliner. Kata jelata seharusnya tidak dijadikan istilah promosi karena dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap brand.
Hingga kini pihak Bangor belum memberikan klarifikasi resmi mengenai maksud penggunaan istilah tersebut.
Berikut tanggapan tulisan jelata
Betul sekali 👍
Istilah “jelata” dalam konteks menu memang terkesan merendahkan, apalagi jika ditulis secara resmi pada daftar menu atau materi promosi.
Secara makna bahasa Indonesia, jelata berarti “rakyat biasa” atau “golongan bawah.” Jika dipakai dalam konteks humor di media sosial masih bisa dianggap gurauan, tetapi kalau tertulis di menu atau promosi resmi, maka:
- Terlihat tidak etis secara komunikasi publik,
- Bisa dianggap menyinggung konsumen dari kalangan menengah ke bawah,
- Dan menimbulkan kesan diskriminatif atau tidak menghargai pelanggan.
Penggunaan kata “jelata” pada menu yang beredar memicu kritik dari warganet. Banyak yang menilai istilah tersebut tidak pantas digunakan karena terkesan merendahkan dan tidak menghargai konsumen dari kalangan menengah ke bawah.
Beberapa pengguna media sosial menyarankan agar istilah tersebut diganti dengan kalimat yang lebih sopan dan inklusif, seperti “menu hemat” atau “paket ekonomis.”

FOLLOW THE ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram