di mana pada hari Sabtu tanggal 1 November 2025 keluarga korban inisial A,G menuturkan kronoligis kejadianya saat tim media datang di rumahnya di Madekkang kecamatan marioriwawo
Sumber tersebut dengan nadanya uraikan semua, " Itu terjadi diawali dengan perkenalan san pelaku dan korban melalui aplikasi media sosial yang namaya OMI CLIC pada hari minggu, ujarnya
Dengan perkenalannya melalui OMI CLIC korban di jemput di pasar Takalala pada malam senin ,pelaku pakai mobil dan mobil itu diketahu mobil salah satu oknum lurah di Soppeng yang dikemudikan anak lurah serta ditemani satu orang jadi dua orang dimobil" jelasnya
Lanjut korban naik mobil terus di bawah ke salah satu Kost di area takalala , lalu sampai di kost ditarik masuk kamar dan terjadilah itu, setelah selesai datang lagi dua orang naik motor jemput , korban lagi berboncengan tiga menuju Soppeng ,sampai di soppeng terjadi lagi persetubahan lokasi di jalan wijaya kecamatan Lalabata , Nadanya Sumber ( Pihak keluarga korban)
Setelah diuraikan semua kronologisnya juga disampaikan ,
Ada tawaran untuk “Menyelesaikan dengan Damai”
Salah satu bagian yang sangat mengejutkan dalam kronologi ini adalah tawaran untuk menikahkan korban dengan salah satu pelaku. Pendekatan seperti ini tidak hanya tidak pantas, tetapi juga mencerminkan pandangan yang sangat keliru terhadap masalah ini. Ini menunjukkan betapa rendahnya pemahaman mengenai pentingnya keadilan dan perlindungan terhadap korban. Tawaran seperti ini, apalagi datang dari pejabat, justru semakin memperburuk situasi dan menambah tekanan kepada korban dan keluarganya.
Keputusan Keluarga untuk Melanjutkan Proses Hukum
Keputusan keluarga korban untuk tetap melanjutkan proses hukum meskipun ada tekanan untuk menyelesaikan masalah secara damai adalah langkah yang sangat penting. Ini menunjukkan bahwa mereka memilih keadilan dan perlindungan hak korban daripada tunduk pada upaya untuk menutup-nutupi perbuatan tersebut. Keberanian ini sangat perlu diapresiasi, karena sering kali dalam situasi seperti ini, korban dan keluarga terjebak dalam tekanan sosial atau ancaman, dan banyak yang memilih untuk diam atau mencari penyelesaian yang lebih mudah.
Dan saya lagi jelaskan pembicaraan orang tua pelaku di rumah...
bahwa beberap orang tua pelaku datang di rumah di Madekkang dan di antara kedatangan orang tua pelaku salahsatunya ada pejabat datang juga di rumah , sampai di rumah orang tua pelaku seorang Pejabat mengatakan bagaimana kalau kita nikahkan saja namun pihak korban menjawab " bagaimana bisa dinikahkan ada 6 orang pelaku ' jawabnya lalu lagi orang tua pejabat katakan ,' disuruh saja korban memilih salah satunya pelaku, tetapi dibantah lagi pihak korban,' ooh itu tidak" tegas keluarga korban
Kesimpulan pernyataan pihak koban menyampaikan , " bahwa bapak korban yang ada di Malasyia telepon istrinya ( mama tiri korban) jangan ada kata damai dan tetap lanjut proses hukum, pungkasnya.**)

FOLLOW THE ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram