14 Nov 2025
https://www.zonabuser.id
Wujudkan Lingkungan Bersih, Polsek Urban Pitumpanua Pimpin Kerja Bakti di Pelabuhan Bangsalae
https://www.zonabuser.id
Satgas Pangan Soppeng Imbau Pedagang Jaga Stabilitas Harga Beras di Pasar Takalala
https://www.zonabuser.id
Pemantauan Harga Beras di Pasar Sentral Takalala, Satgas Pangan Ajak Pedagang Jaga Stabilitas untuk Kepentingan Masyarakat
13 Nov 2025
https://www.zonabuser.id
Sebelum Ada Handphone, Surat Jadi Media Ungkapan Cinta
Surat menjadi sarana utama bagi sepasang kekasih untuk saling bertukar kabar dan ungkapan perasaan. Setiap kata yang ditulis di atas kertas menggambarkan ketulusan dan kerinduan yang mendalam. Tak jarang, surat cinta disimpan rapi sebagai kenangan berharga yang tetap dikenang hingga kini.
Salah seorang warga tua, Hj. Nursia (68), mengenang masa-masa itu dengan senyum.
“Dulu kalau dapat surat dari orang yang kita sayang, rasanya senang sekali. Kita tunggu berhari-hari. Beda dengan sekarang, semua serba cepat lewat handphone,” ujarnya.
Seiring perkembangan zaman, pesan cinta kini dapat dikirim dalam hitungan detik melalui ponsel dan media sosial. Meski begitu, banyak yang menilai bahwa kehangatan dan ketulusan surat cinta zaman dulu tidak bisa tergantikan oleh pesan digital.
“Sekarang memang mudah, tapi rasanya tidak seindah dulu. Kalau dulu, setiap surat itu punya cerita,” tambah Hj. Nursia.
https://www.zonabuser.id
Warga Kenang Masa Tempo Dulu Saat Menonton Televisi Hitam Putih
![]() |
| Tv hitam putih |
Acara hiburan sederhana seperti sandiwara, berita malam, hingga pertunjukan musik menjadi tontonan yang sangat dinantikan. Meski tampil tanpa warna, setiap tayangan mampu menghadirkan suasana kebersamaan dan keceriaan di tengah masyarakat.
![]() |
| Foto zaman dulu tahun 90an |
Salah seorang warga Tettikenrarae Takalala yang usia 65 Tahun mengenang masa itu dengan senyum.
“Dulu kalau ada yang punya televisi, pasti ramai orang datang. Kami duduk berdesakan di lantai, kadang sampai di luar jendela. Walau hitam putih, rasanya bahagia sekali,” ujarnya.
Hal senada disampaikan warga lain yang usia 67 menilai kenangan masa itu menjadi pelajaran berharga tentang nilai kebersamaan.
“Televisi hitam putih bukan hanya hiburan, tapi juga simbol persaudaraan. Warga saling berbagi dan menikmati kebersamaan yang kini mulai jarang kita temui,” tuturnya.
Kini, di tengah kemajuan teknologi dan maraknya siaran digital, kenangan menonton televisi hitam putih menjadi potret sederhana kehidupan masa lalu yang penuh kehangatan dan nilai kebersamaan.
https://www.zonabuser.id
Akhiri Polemik di Media Sosial, Syahrul Sampaikan Permintaan Maaf kepada Wartawan
Proses mediasi difasilitasi langsung oleh Kasat Reskrim Polres Soppeng, AKP Dodie Ramaputra, S.H., M.H., di ruang mediasi Mapolres Soppeng, Kamis (13/11/2025).
Perdamaian ini menjadi penutup dari polemik yang sempat memanas di media sosial beberapa waktu lalu, setelah Syahrul menuliskan komentar yang dinilai merendahkan profesi wartawan di kolom komentar Facebook.
Komentar tersebut muncul menanggapi unggahan salah seorang wartawan, Idam, yang membagikan tautan beritanya mengenai seorang pejabat publik yang diduga menggunakan mobil dinas di tempat biliar hingga dini hari.
Unggahan itu kemudian menimbulkan reaksi keras dari Syahrul, yang disebut-sebut memiliki hubungan kekerabatan dengan pejabat publik dalam berita tersebut.
Ucapan Syahrul yang dinilai tidak pantas itu memicu perdebatan panjang di media sosial dan menuai kecaman dari sejumlah jurnalis di Kabupaten Soppeng.
Merasa profesinya direndahkan, Idam kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Soppeng.
Laporan ini ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian dengan langkah mediasi untuk menghindari proses hukum yang berkepanjangan.
Kasat Reskrim Polres Soppeng AKP Dodie Ramaputra, S.H., M.H., yang didampingi Kanit Tipidter Ipda Harmoko, menjelaskan bahwa mediasi dilakukan setelah Syahrul menyampaikan keinginannya untuk meminta maaf secara terbuka.
“Kami berupaya memediasi kedua belah pihak agar masalah ini bisa diselesaikan secara damai.
Alhamdulillah, dengan pendekatan yang baik, kedua pihak bersedia berdialog dan terlapor menyampaikan permintaan maaf kepada wartawan yang bersangkutan,” ujar AKP Dodie Ramaputra.
Dalam suasana mediasi yang berlangsung kondusif dan penuh kekeluargaan, Syahrul mengakui kekeliruannya dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada Idam serta seluruh insan pers di Kabupaten Soppeng.
Ia menegaskan bahwa tidak ada niat sedikit pun untuk merendahkan profesi wartawan dan mengaku menyesal atas perkataannya yang telah menyinggung perasaan banyak pihak.
“Saya menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada Saudara Idam dan seluruh rekan wartawan.
Saya khilaf dan tidak bermaksud menghina profesi wartawan. Saya berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi saya pribadi,” ujar Syahrul di hadapan pihak kepolisian dan perwakilan media yang hadir.
Sementara itu, Idam menerima permintaan maaf tersebut dengan lapang dada dan berharap insiden seperti ini tidak terulang kembali.
Ia juga mengapresiasi langkah cepat Polres Soppeng dalam memfasilitasi proses mediasi sehingga masalah dapat diselesaikan secara damai tanpa harus melalui jalur hukum.
“Saya menerima permintaan maaf Saudara Syahrul. Saya berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial, terutama dalam menanggapi karya jurnalistik,” kata Idam.
Kasat Reskrim AKP Dodie Ramaputra menegaskan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen menjaga hubungan baik antara masyarakat dan insan pers.
“Wartawan adalah mitra strategis dalam menyampaikan informasi kepada publik. Kami berharap hubungan harmonis antara penegak hukum dan media terus terjaga,” tambahnya.
Dengan adanya penyelesaian damai ini, kasus dugaan penghinaan terhadap profesi wartawan di Soppeng resmi dianggap selesai.
Kedua pihak berjanji untuk saling menghormati dan menjaga komunikasi yang baik ke depannya.
(Red)
https://www.zonabuser.id
Warga Makkuntu Keluhkan Limbah Air Ikan yang Cemari Lingkungan
Menurut keterangan warga, aliran limbah bahkan melewati area depan masjid, sehingga mengganggu aktivitas jamaah saat beribadah. “Bau busuknya sudah sangat mengganggu, apalagi saat waktu salat, jamaah sering menutup hidung karena tidak tahan,” ungkap salah seorang warga setempat.
Warga juga khawatir limbah tersebut dapat mencemari sumber air bersih yang digunakan masyarakat. “Kalau terus dibiarkan, air sumur kami bisa tercemar. Kami sudah beberapa kali menegur pihak usaha, tapi belum ada tindakan nyata,” lanjutnya.
Sebelumnya, pihak usaha yang diduga sebagai sumber limbah pernah diingatkan oleh warga, namun hingga kini belum menunjukkan langkah penanganan. Bahkan, menurut warga, pernyataan pihak usaha terkesan mengabaikan keluhan masyarakat.
Warga berharap pemerintah daerah dan dinas terkait segera turun tangan untuk menindaklanjuti dan menanggulangi permasalahan ini, demi menjaga kesehatan, kenyamanan, dan kebersihan lingkungan.
“Sudah waktunya ada tindakan dari pihak berwenang. Kami hanya ingin lingkungan yang bersih dan sehat,” tambah warga.
"Terbitnya berita ini media menunggu tanggapan dari pelaku usaha yang diduga warga sumber limbah agar hal ini bisa dibicarakan duduk bersama menghasilkan titik temu permasalahan ini dapat terselesaiikan dengan baik "
#PeduliLingkungan #Tindak lanjut Limbah #UntukKenyamananBersama


















FOLLOW THE ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram