Soppeng
-->

10 Nov 2025

Media Sosial Kian Vulgar, Cermin Lunturnya Batas Moral di Dunia Digital


ZONA BUSER ,Soppeng.Fenomena maraknya foto wanita berpakaian minim di media sosial, khususnya di Facebook, mulai menjadi sorotan tajam publik. Di tengah derasnya arus kebebasan berekspresi, sebagian pengguna justru terjebak dalam pencitraan yang mengedepankan tubuh, bukan isi pikiran.

Facebook yang awalnya dimaksudkan sebagai ruang berbagi informasi dan silaturahmi, kini perlahan bergeser menjadi panggung pencarian perhatian. Foto-foto vulgar, komentar provokatif, dan konten yang menonjolkan sensualitas seakan menjadi “jalan pintas” menuju popularitas instan.

“Like dan followers kini dianggap segalanya, bahkan harga diri bisa dikorbankan demi sorotan,” ujar seorang pemerhati sosial di Soppeng dengan nada prihatin.

Fenomena ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat mulai kehilangan batas antara kebebasan dan kebablasan. Tak sedikit pengguna yang memanfaatkan unggahan vulgar untuk mendulang interaksi, bahkan menghasilkan uang dari konten sensasional. Ironisnya, di sisi lain, banyak anak muda yang meniru tanpa memahami dampaknya terhadap citra diri dan nilai moral.

Pihak redaksi Zonabuser.id menilai, media sosial saat ini telah menjadi cermin wajah masyarakat digital: semakin banyak yang rela menampilkan sisi pribadi demi perhatian, tanpa menyadari bahwa sekali sesuatu diunggah ke internet, jejaknya tak akan hilang.

“Pedasnya kehidupan digital bukan karena teknologi, tapi karena manusia yang lupa malu. Ketika rasa malu hilang, moral pun ikut turun,” tulis redaksi dalam catatan tajamnya.


Masyarakat diimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan orang tua juga diharapkan aktif menanamkan literasi digital dan etika bermedia agar ruang publik maya tetap sehat, beradab, dan mencerminkan nilai-nilai bangsa.

Zonabuser.id menegaskan, kebebasan berekspresi bukan berarti bebas tanpa batas. Dunia digital memerlukan tanggung jawab moral agar tidak menjadi tempat di mana nilai-nilai kemanusiaan terkikis demi popularitas semu.


Warga Minta Polri Ungkap Jaringan Penculikan Anak di Balik Kasus Bilqis


ZONA BUSER , Soppeng 10 November 2025– Pasca ditemukannya Bilqis, bocah empat tahun yang sempat dilaporkan hilang, warga meminta pihak kepolisian untuk tidak berhenti pada proses penemuan semata, tetapi juga mengungkap lebih jauh kemungkinan adanya jaringan penculikan anak di balik kasus tersebut.

Sejumlah warga menilai, kasus hilangnya Bilqis menjadi peringatan bagi masyarakat dan aparat penegak hukum untuk lebih waspada terhadap dugaan sindikat penculikan anak yang masih berkeliaran.

“Alhamdulillah Bilqis sudah ditemukan selamat. Tapi kami berharap polisi tidak berhenti di sini. Harus diselidiki lebih dalam apakah ada jaringan penculikan di balik kasus ini,” ujar salah satu warga.

Sementara itu, pihak kepolisian menyatakan masih melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk memastikan motif serta kemungkinan keterlibatan pihak lain dalam peristiwa tersebut.

Kasus Bilqis kini menjadi perhatian luas masyarakat, terutama para orang tua, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar dan melaporkan segera bila menemukan hal mencurigakan terkait keselamatan anak-anak.


9 Nov 2025

Mobil Pajero Sport Masuk Sawah di Desa Congko, Pengemudi dan Keluarga Selamat


ZONA BUSER , Soppeng – Sebuah mobil Pajero Sport berwarna hitam dilaporkan keluar jalur dan masuk ke area persawahan di Attaliang, Desa Congko, Kecamatan Marioriwawo, pada Minggu  (9/11) sekitar pukul 17.00 WITA.

 Drs. K.H. Marud Amin bersama keluarga di puskesmas Takalala 

Menurut keterangan warga, kejadian tersebut sempat menghebohkan masyarakat sekitar. “Tiba-tiba mobil itu sudah di sawah. Kami langsung bergegas ke lokasi untuk menolong,” ujar  salah seorang warga yang berada di tempat kejadian

Diketahui, kendaraan tersebut milik Ustadz Drs. K.H. Marud Amin, tokoh agama yang dikenal di wilayah Soppeng dan luar Soppeng. Usai kejadian, pemilik mobil bersama keluarga sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas Takalala.

Dalam keterangannya kepada media, Ustadz Marud Amin menjelaskan, “Saya dari Barru. Di mobil ada saya, istri, dan dua anak. Saat kejadian saya tertidur dan baru sadar ketika mobil sudah berada di sawah. Alhamdulillah, saya dan keluarga dalam keadaan selamat.”

Hingga berita ini diterbitkan, kendaraan telah dievakuasi dari lokasi kejadian dengan bantuan warga setempat.


Polisi Diminta Bongkar Sindikat Penculikan Anak

   Ilustrasi 

ZONA BUSER , SOPPENG, 9 November 2025-
Kasus hilangnya bilgis  bocah 4 Tahun di Makassar  sampai ditemukan dengan selamat serta ditangkapnya pelaku mendapat perhatian serius dari masyarakat. Banyak pihak menilai kejadian tersebut bukan lagi tindakan individu, melainkan diduga melibatkan sindikat terorganisir yang harus segera dibongkar oleh aparat kepolisian.

Masyarakat berharap kepolisian bertindak cepat dan menyeluruh dalam mengungkap jaringan pelaku yang beroperasi di berbagai wilayah. Tindakan tegas dan transparan dinilai perlu agar masyarakat memperoleh rasa aman, terutama para orang tua yang kini semakin khawatir terhadap keselamatan anak-anak mereka.

Polisi jangan hanya berhenti pada pelaku lapangan. Harus ditelusuri siapa yang mengatur dan mendanai aksi penculikan anak ini,” ujar salah seorang tokoh masyarakat setempat yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, pihak kepolisian diminta meningkatkan patroli, pengawasan di lingkungan sekolah, dan memperkuat kerja sama dengan masyarakat dalam memberikan informasi terkait pergerakan mencurigakan di sekitar permukiman.

Kasus penculikan anak dianggap sebagai bentuk kejahatan luar biasa yang harus ditangani secara tuntas. Pembongkaran sindikat ini diharapkan menjadi langkah penting untuk menekan angka kejahatan terhadap anak dan memastikan perlindungan maksimal bagi generasi muda.


8 Nov 2025

Penggunaan Istilah “Jelata” pada Menu Bangor Dinilai Merendahkan Konsumen



ZONA BUSER , SOPPENG — Istilah “jelata” yang tertulis pada salah satu menu gerai makanan cepat saji Bangor menimbulkan gelombang komentar dari warganet. Banyak pengguna media sosial menilai penggunaan kata tersebut tidak pantas dan berpotensi merendahkan konsumen.

Dalam unggahan yang beredar, terlihat menu bertuliskan “Menu Jelata” sebagai bagian dari kategori makanan. Tak sedikit warganet menganggap istilah itu terkesan menyinggung karena menggambarkan kesan kelas sosial dalam daftar makanan.

“Bahasanya kurang etis. Kalau maksudnya menu murah, cukup tulis menu hemat atau paket ekonomis,” tulis salah satu pengguna media sosial di kolom komentar.

Pakar komunikasi publik juga menilai, penggunaan istilah yang berpotensi menyinggung perlu dihindari dalam promosi kuliner. Kata jelata seharusnya tidak dijadikan istilah promosi karena dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap brand.

Hingga kini pihak Bangor belum memberikan klarifikasi resmi mengenai maksud penggunaan istilah tersebut.

Berikut tanggapan  tulisan jelata

Betul sekali 👍
Istilah “jelata” dalam konteks menu memang terkesan merendahkan, apalagi jika ditulis secara resmi pada daftar menu atau materi promosi.

Secara makna bahasa Indonesia, jelata berarti “rakyat biasa” atau “golongan bawah.” Jika dipakai dalam konteks humor di media sosial masih bisa dianggap gurauan, tetapi kalau tertulis di menu atau promosi resmi, maka:

  • Terlihat tidak etis secara komunikasi publik,
  • Bisa dianggap menyinggung konsumen dari kalangan menengah ke bawah,
  • Dan menimbulkan kesan diskriminatif atau tidak menghargai pelanggan.

Penggunaan kata “jelata” pada menu yang beredar memicu kritik dari warganet. Banyak yang menilai istilah tersebut tidak pantas digunakan karena terkesan merendahkan dan tidak menghargai konsumen dari kalangan menengah ke bawah.

Beberapa pengguna media sosial menyarankan agar istilah tersebut diganti dengan kalimat yang lebih sopan dan inklusif, seperti “menu hemat” atau “paket ekonomis.”

Pengawasan Diperketat, Media Pastikan Program MBG Berjalan Sesuai Pedoman


ZONA BUSER , Soppeng — Anggota DPRD Kabupaten Soppeng dari Fraksi Partai Gerindra, Rusdiaman Tahir, mengeluarkan peringatan keras kepada yayasan mitra pelaksana program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar bekerja sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN).

Rusdiaman menegaskan, pelaksanaan program MBG tidak boleh dijalankan secara asal-asalan. Program tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak sekolah yang menjadi sasaran utama.

“Yayasan mitra pelaksana harus patuh pada Juknis yang telah ditetapkan oleh BGN. Jangan bekerja semaunya sendiri, karena ini menyangkut kepentingan masyarakat luas,” tegas Rusdiaman Tahir, Jumat (8/11/2025).

Menurutnya, setiap penyimpangan terhadap aturan pelaksanaan program dapat berimplikasi serius, baik secara administratif maupun hukum. Ia pun meminta pemerintah daerah turut memperketat pengawasan agar kegiatan MBG berjalan sesuai standar.

Sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan kontrol publik, media juga akan melakukan pemantauan langsung di lapangan untuk memastikan pelaksanaan program MBG berjalan sesuai dengan Juknis BGN.

“Media akan turun langsung memantau pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis agar sesuai dengan ketentuan dan tidak menyimpang dari pedoman teknis,” ungkap salah satu redaksi media online 

Dengan adanya perhatian dari legislatif dan pemantauan dari media, diharapkan program MBG di Kabupaten Soppeng dapat berjalan transparan, akuntabel, dan tepat sasaran, serta benar-benar memberikan manfaat bagi masyarakat.


Jangan Hanya Melihat Judul, Inti Berita Ada di Terasnya


ZONA BUSER , SOPPENG — Dalam dunia jurnalistik, masyarakat diimbau untuk tidak hanya menilai berita dari judulnya saja. Sebab, inti dan makna utama dari sebuah berita justru terletak pada teras berita atau paragraf pembuka yang memuat unsur apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana (5W+1H).

Teras berita berfungsi memberikan gambaran jelas kepada pembaca tentang pokok peristiwa yang diberitakan. Dengan memahami teras berita, masyarakat dapat memperoleh informasi yang utuh, akurat, dan terhindar dari penilaian yang keliru akibat hanya membaca judul.

Sejumlah praktisi media juga menilai bahwa kebiasaan sebagian pembaca yang hanya berpatokan pada judul dapat menimbulkan kesalahpahaman. Judul memang dibuat menarik, tetapi tidak selalu menggambarkan keseluruhan isi berita.

“Judul itu ibarat pintu masuk, sedangkan isi sebenarnya ada di dalam ruangan, yaitu teras berita,” ujar salah satu jurnalis senior di Soppeng.

Melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap isi berita, diharapkan masyarakat dapat menjadi pembaca yang cerdas dan bijak dalam menyikapi setiap informasi yang beredar.

© Copyright 2018 ZONABUSER.ID | BERITA TERKINI HARI INI | All Right Reserved